2011년 1월 15일 토요일

KEMATIAN SANGATLAH DEKAT?????

Saaat itu aku sedang ngobrol dengan 3 orang kawan yang kebetulan sering datang dan berkumpul. Dan kalau udah asik ngobrol kami bisa sampai tengah malam lupa waktu. Ada saja yang kami bicarakan sekedar menghabiskan malam.

Namun lagi asik kami ngobrol sambil bercanda. Tiba-tiba.... terdengar suara yang menggema.

"Sudah Waktunya..!!" kata suara itu menggema menggetarkan ruangan dan jantungku.

Aku yang sedang mendengar candaaan kawanku menjadi kaget karena aku tahu suara itu bukan suara kawanku. Suara itu muncul tiba-tiba tanpa ada seorangpun yang terlihat. Aku celingak celinguk memandangi kawanku satu-satu berharap ada kawanku yang juga mendengar. Tapi mereka terlihat masih asik becanda tidak mendengar yang aku dengar.

Belum habis keherananku, suara itu kembali terdengar. "Sudah Waktunya..!!" kata suara itu lagi lebih jelas. "Wah.. apaan nih". Pikirku dalam hati. Masih dalam keadaan kebingungan kulihat seorang kawanku yang sedang duduk tubuhnya ambruk. Kedua kawanku yang melihat tentu saja terkejut dan dengan cepat memegang tubuh kawanku yang terjatuh itu. "

Dia mati....!?!?" Seorang kawanku berkata sambil tersentak kaget ketika mendengarkan detak jantung yang berhenti didada kawanku yang jatuh tadi.

"Ada apa ini. Perbuatan syetankah jinkah atau apa.?" hatiku yang tadi bingungpun berubah menjadi ketakutan karena kejadian yang datang benar-benar tidak dimengerti. Segera kuambil posisi waspada seolah menanti serangan berikutnya. Aku fikir ini adalah serangan ghaib yang dilakukan oleh orang sakti atau dukun. Tapi siapa yang diserang.? siapa yang memusuhi aku dan kawanku.? atau jangan-jangan makhluk halus penghuni kamar ini.? begitu hebatkah jin itu sehingga dapat membunuh kawanku seperti Tuhan..? tidak mungkin pikirku tidak ada jin yang bisa membunuh seperti ini. Tapi kenapa kawan-kawanku jatuh.? aku terus bertanya-tanya dalam hati.

"Sudah waktunya..!!". "Astaga suara itu lagi..? Siapa sih ini..?. Dan kali ini kawanku yang kedua kulihat jatuh terkulai seperti kawanku yang pertama. Aku benar-benar shock melihat kedua kawanku yang mati tiba-tiba. Ketakutanku semakin menjadi. Aku bersandar merapat ke dinding memandang kesana sini mencari-cari sesuatu yang aku sendiri justru tidak tahu apa yang harus ku cari.

Masih dalam ketakutan yang penuh tanda tanya, entah kenapa dalam hatiku seperti ada suara yang berkata bahwa itu adalah Izrail. "Hah.. Inikah Izrail..? Sang pencabut nyawa..? Mungkinkah hari ini aku mati.?". aku sangat tersentak kaget mengetahui kalau ini adalah Izrail.

"Sudah waktunya.!!" Suara itu kembali terdengar mengelegar jauh lebih keras dan kali ini kawanku yang ketiga jatuh. Kepalanya menimpa tubuh salah seorang kawabku yang lebih dahulu jatuh.

Akhirnya yakinlah aku bahwa ini adalah saat kematianku. "Ah.. Ya Allah.. Tolong jangan cabut nyawaku hari ini.." Tangisku meledak tak tertahan. Dalam hati ku teriak memohon keringanan pada Allah agar kematianku ditunda.

tapi entah kenapa lidahku seperti kelu. Aku seperti tidak tau harus ngomong apa. Aku tidak tau harus baca apa. Yang aku tau aku hanya bisa berteriak dalam hati agar Izrail tidak mencabut nyawaku.

Tapi suara itu muncul lagi tidak memperdulikan permohonanku bahkan seperti sambil membentak. "Sudah Waktunya..!!"

"Ya Allah... Beri aku sejam lagi Ya Allah.." aku berharap dapat shalat taubat dan memperbanyak istigfar agar dihapuskan dosaku sebelum lepas nyawa ini.

"Sudah waktunya..!!"

Tapi naasnya suara itu masih saja terdengar. Tidak memperdulikan tangisku yang sudah berubah menjadi rengekan seperti anak kecil.

Tidak lama kemudian pelan-pelan kurasakan tubuhku seperti terangkat. Bagai dicengkram dan ditarik keluar dari pakaian yang sangat ketat dan sesak. Perih dan sakit yang tidak bisa kuceritakan. Nafasku tersengal sesak dan kepalaku seperti di gencet beban yang berat. Akhirnya bsa kulihat tubuhku yang jatuh terkulai lemah tanpa nyawa. Tubuhku yang tadi bersandar di dinding jatuh tertelungkup. Kepalaku pelan-pelan jatuh kelantai. Dan aku merasakan terus naik terbang menembus atap kamar. Sejenak aku tertegun, aneh masih saja kulihat jelas tubuhku yang terkulai tak bernyawa bersama tiga kawanku. Tidak terhalang atap kamar yang ku lewati.

Menyadari kematianku yang sudah tiba membuatku menangis histeris. "Ya Allah.. Satu menit saja kalau begitu" aku ingin sujud dan mohon ampun atas semua dosa-dosaku. "Kembalikan aku ke dunia.. Ya Allaaah.."

"Ya Allah.. Satu detiiiiik saja kalau begitu. Biarkan lidahku mengucap satu kata yaitu "Allah".

Namun aku terus terbang dan naik semakin tinggi. Permohonanku benar-benar tidak digubris sedikitpun.

Tangisku semakin kencang airmataku semakin mengalir deras. Terbayang ibadah yang sering ku tunda. Terbayang ibadah yang sering kutinggalkan. Terbayang wajah Ibu bapakku yang belum ku balas jasanya. Terbayang dosa-dosaku. terbayang maksiat dan kejahatanku.. Dan .... terbayang api neraka yang menyala-nyala. Terbayang orang-orang berdosa yang menjerit-jerit kepanasan. Dan aku akan dimasukan kesana. Aku akan seperti mereka. Aku akan dibakar. Aku akan disiksa. Siksa tanpa henti. Siksa tanpa ampun. Siksa tanpa belas kasih.

Aku tidak mau. Aku takut. Satu detikpun aku tidak sanggup. Apalagi semenit.. Sejam.. sehari.. sebulan.. setahun..

Oh Tuhanku.. Ya Allah... Ya Allah... Kasihani aku.. aku menyesaaaal... aku taubat... Ampuuuuunnnnnn.... Aku tidak mau masuk nerakaaaaaa... Tidaaaak... Jangaaaaannnn..

Jantungku berdentum keras gak karuan seperti mau meledak. Keringat mengucur desar membasahi tubuh. Tubuhku menggigil penuh ketakutan. Siapa yang bisa menolongku kini. Sia-sia tangan dan kakiku meronta-ronta berusaha kabur berlari sejauh-jauhnya. Aku seperti dicengkram tenaga yang tidak terlihat.

Hingga.....

"Allahu Akbar Allaaaaaaahu Akbar... Allaaaaahu akbar Allaaaaaahu Akbar.." Samar-samar terdengar suara azan memanggil. Namun air mataku masih terus mengalir membasahi wajah. Tangisku masih terus keluar tak tertahan..

Hingga ku buka mataku pelan-pelan dengan perasaan takut yang amat sangat. Ku lihat sekeliling setiap sudut ruangan. Aku kenal ruangan ini. Ini kamarku, apa yang terjadi...

Ya Allah... Aku bermimpi...

Alhamdulillaah Ya Allah... Engkau tidak melakukan sebenarnya.. Kematianku hanya mimpi. Sungguh sangat bahagia yang kurasakan saat itu. Kali ini air mataku berganti menjadi air mata kegembiraan yang tidak terhingga.

Ku tenangkan diriku sambil mendengarkan azan. Ku usap wajahku yang basah karena air mata. Azan itu kurasakan azan yang paling indah dalam hidupku sekian puluh tahun. Begitu nikmat.. begitu indah.. begitu tenang..

Dengan perasaan gembira penuh semangat aku segera bangun dan berwudhu. Mengerjakan Shalat Subuh dan mohon ampun atas waktu yang sudah ku sia-siakan selama ini... Aku berjanji.. Tidak akan ku ulangi kejahatan dan maksiat yang selama ini ku lakukan..

Memang itu adalah mimpi terburuk.. Namun dalam hatiku aku berharap agar Allah memberi ku mimpi itu lagi.. Setiap hari.. atau seminggu sekali.. atau sebulan sekali... Aku berharap terus hingga kini..

Agar aku terus sadar bahwa maut itu sangat dekat..

___________________________======___________________________